Maafin ibu yaa nak😔

Hari ini sepulang kerja, saya dikecewakan dengan keadaan.

Merasa gagal menjadi seorang ibu yang tidak bisa mengurus anak full, yang gagal menjadi seorang anak yang hanya merepotkan orang tua dalam menjaga anak anak.

Apa saya harus secepatnya memutuskan dalam memilih diantara saya tetap memilih untuk menjalankan kedua nya ranah publik dan ranah domestik, atau memilih fokus di satu bidang.

Hari ini saya meminta maaf kepada anak pertama saya, seperti biasa karena terlalu sayang sama dia, terlalu khawatir akan kesehatannya, dan saya merasa selalu gagal menjadi seorang ibu jadi saya luapkan dengan marah dan berteriak.

Semua pelajaran terkait menahan emosi itu seakan hilang dan tak ingat apa apa. Hanya meluapkan kekesalan sampai merasa hilang rasa marahnya.

Feedback komunikasi yang saya rasa selalu tidak berhasil kepada anak pertama☹ yaitu

Saya melakukan kesalahan berulang, sehingga tidak ada perubahan pada diri anak saya. Saya sampaikan dengan nada putus asa, sekilas diselingi menangis walo diusap air mata saya oleh anak kedua sambil mencium pipi saya, isyarat bahwa dia ingin saya berhenti menangis dan marah.

Huftt, drama ..

Biasanya ini pengaruh perubahan hormon, biasanya saya menyalahkan itu, rasanya emosi saya meledak, dan jika berteriak ada kepuasan tersendiri sambil disusul rasa bersalah yang amat besar, setelah itu datanglah hari haid tiba, seminggu sebelum haid emosi saya meledak ledak🥲🥲

Kata kata feedback komukasi saya

Maafkan ibu, ibu tidak tahu harus berbuat apa lagi, ibu kan peduli sama teteh, ibu sayang sama teteh, ibu ga harus marah marah terus kan biar kamu ngerti.

Kurang lebih seperti itu.

Semoga teteh sama ade selalu maafin sikap dan kelakuan ibu yaa, jangan sampei benci sama ibu, karena ibu sayang banget sama kalian ❤ hanya saja ibu masih terus mencari cara menahan emosi ibu sama kalian.

poto ini seakan bilang: peaceee ibu✌✌

Tugas 12 Zona 2

Bandung, 8 Juli 2024

#sinergiwujudkanaksi

#ibuprofesional

#IP4ID2024

#bunsayIIP

#bunsaybatch9

#institutibuprofesional